Dewa Obat Tak Tertandingi

Dia Membuatku Marah



Dia Membuatku Marah

0"Cepat lihat! Ada orang yang tidak tahan dan naik ke atas panggung!"      
0

"Orang ini tolol sekali! Bukankah panggung pertarungan ditutup dengan formasi susunan. Bagaimana dia bisa masuk kalau ajian ini belum dibuka?"      

"Dia seorang petarung dengan kekuatan di tingkat Pelintas Dewa! Bukankah dia nantinya akan ditolak?"      

Ye Yuan menjadi pusat perhatian semua orang. Mereka semua tampak menghinanya. Orang-orang ini tidak merasa apa yang dilakukan Peng Yan itu salah. Peng Yan sangat kuat jadi ketika dia mempermalukan Xiang Hao, tidak ada yang berani untuk maju menantangnya.      

Selain itu, Xiang Hao juga sebenarnya cari masalah. Sebelumnya, dia bertingkat buruk setelah menang sesaat. Banyak orang yang dibuat marah oleh dirinya.      

Dunia para petarung memang seperti itu. Semua orang merasa wajar kalau yang kuat memang menindas yang lemah.     

"Salah sendiri tak cukup kuat." Begitu batin semua orang.      

Kalau memang petarung ini belum memiliki cukup kekuatan maka sewajarnya dia meningkatkan kekuatannya dan kalau sudah bisa maka dipersilahkan untuk bertarung. Kalau tidak bisa maka sebaiknya diam saja dan tunggu orang lain yang akan mempermalukan.      

Tak lama kemudian, cercaaan berubah menjadi kekaguman. Ye Yuan mampu melewati ajian formasi susunan pengunci arena panggung pertarungan. Dia sampai di atas panggung.      

Peng Yan juga melihat apa yang dilakukan Ye Yuan. Namun dia bersikap sama seperti yang lainnya. Menunggu Ye Yuan akan mempertontonkan kebodohanmya. Dia bahkan tersenyum menghina.      

Namun begitu dia mendapati Ye Yuan mampu menembus masuk melewati ajian formasi susunan maka wajahnya langsung membeku.      

"Apa kau pikir dirimu itu hebat karena bisa menembus ajian formasi susunan? Apa kau pikir dengan kekuatanmu di tingkat Pelintas Dewa itu kau bisa membalikkan keadaan? Tangan Cakar Naga!"      

Peng Yan langsung bereaksi begitu mendapati Ye Yuan ada di depannya. Dia menyerang sambil tersenyum sinis.      

Tangan Peng Yan berubah menjadi cakar. Ada energi murni yang memadat menjadi bentuk cakar naga. Tangan itu memegang Ye Yuan. Kekuatan cakar itu mampu untuk menghabisi petarung di tingkat Keenam Tanpa Ikatan. Teorinya, petarung di tingkat Pelintas Dewa akan sulit untuk bisa menghindar darinya.     

Anehnya, pandangan mata Peng Yan menjadi kabur. Tubuh Ye Yuan berubah menjadi sembilan.      

Serangan Tangan Cakar Naganya tidak berhasil memegang Ye Yuan.      

"Hah! Kau mempertontonkan kemampuanmu yang seperti itu dihadapan seorang petarung yang lebih ahli darimu!"      

Peng Yan mendengus kasar. Dia menggoyangkan tangannya dan Tangan Cakar Naganya langsung menjadi sembilan. Kesembilan tangan ini memegang sembilan Ye Yuan.      

Wushhh!      

Peng Yan merasa pandangan matanya mengabur lagi. Sembilan tubuh Ye Yuan bergerak lebih cepat dan begitu lincah seperti kancil.      

Duar! Duar! Duar!     

Satu, dua, tiga,...sembilan kaki, setiap kaki menendang wajah Peng Yan. Meski tendangannya ini tidak terlalu kuat tapi cukup mampu untuk meninggalkan bekas di wajah Peng Yan.      

"Hahaha...!"      

Begitu orang-orang melihat sembilan bekas telapak kaki di wajah Peng Yan, mereka semua tertawa.      

"Sialan! Kau cari mati!"      

Peng Yan berbicara menahan malu.      

Ye Yuan justru dengan santainya melambaikan tanngannya dan mengeluarkan seuntai energi murni untuk menarik Xiang Hao yang wajahnya sudah penuh dengan darah.      

"Menyerah. Kau berhutang budi padaku!" kata Ye Yuan santai.      

Wajah Xiang Hao benar-benar terlihat sudah tidak karuan. Meski begitu dibandingkan dengan wajah Peng Yan yang dihiasi sembilan jejak sepatu, maka yang terakhir lebih lucu.      

Xiang Hao tampak terkejut melihat Ye Yuan. Dia tidak menyangka kalau Ye Yuan yang sering dia hina merupakan orang yang menyelamatkannya dari hinaan Peng Yan.      

Apakah sekarang ini Ye Yuan sedang mengolok-olok ketidak mampuannya memenangkan pertarungannya? Ah tidak, Ye Yuan jelas-jelas maju ke depan untuk menyelamatkannya dari hinaan Peng Yan.      

Tak lama kemudian, Xiang Hao terlihat menangis. Kali ini, Ye Yuan maju ke depan untuk membela kebenaran. Hal ini menyentuh hati Xiang Hao.      

"Kau...mengapa kau membantuku?" Xiang Hao bertanya sambil sesenggukan menangis.      

Ye Yuan menjawab, "Jawabannya sangat sederhana. Dia sudah membuatku marah."     

Biasanya orang pintar lebih memilih mati dari pada harus hidup dalam hinaan. Orang yang kuat itu memiliki harga diri yang tinggi dalam soal kekuatan. Sementara orang yang lemah, pun memiliki kepekaan terhadap orang yang lemah. Orang yang kuat tidak boleh seenaknya saja melukai harga diri orang lain.      

Ye Yuan juga pernah mengalami sebelumnya. Ketika dia meremehkan semua kehidupan yang lebih lemah dari dirinya. Dia akhirnya tahu bagaimana rasanya menjadi orang yang lemah.      

Apa yang dilakukan oleh Peng Yan mengingatkannya pada Zhao Tianyin. Orang yang kuat bukan berarti boleh menindas yang lemah. Itulah kenapa Ye Yuan sangat marah melihat kelakukan Peng Yan terhadap Xiang Hao.      

Xiang Hao juga merupakan orang bawaan Pie Wenqiang. Dia dan Ye Yuan adalah satu kubu. Apa yang dilakukan Peng Yan terhadap Xiang Hao bisa diartikan juga sebagai penghinaan semua orang di kubu Xiang Hao; di sini Ye Yuan termasuk salah satu bagiannya.      

"Terima kasih banyak!"      

Hati Xiang Hao bergetar. Semua anggapan buruknya pada Ye Yuan langsung luntur seketika. Sekarang ini, Xiang Hao banyak berterima kasih pada Ye Yuan.      

"Dari pada kau berterima kasih padaku, bukannya lebih baik kalau kau berlatih untuk meningkatkan kekuatanmu. Kalau kau tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi pada dirimu maka kau harus jadi lebih kuat!" kata Ye Yuan.      

Jantung Xiang Hao pastinya langsung berdetak kencang begitu mendengar saran Ye Yuan. Pandangan matanya menjadi lebih tajam. Ini merupakan tatapan penuh sirat keinginan menjadi lebih tangguh.      

Xiang Hao menoleh dan mengepalkan kedua tangannya pada Peng Yan.      

"Kemampuanmu memang luar biasa! Aku mengaku kalah! Namun suatu hari nanti aku akan mendatangimu untuk mencoba bertarung lagi. Mohon petunjuknya1"      

Peng Yan menjawab dengan nada menghina.      

"Aku tidak tahu kenapa kau berkata seperti itu! Asal kau tahu jarak kekuatan itu tidak bisa diperpendek hanya dengan kemarahan saja! Kekuatan kita akan semakin jauh jaraknya!"      

Xiang Hao tidak membantah perkataan Peng Yan. Dia langsung membalikkan tubuh dan menuruni panggung pertarungan. Kalimat yang diucapkan Ye Yuan sungguh dia camkan dengan baik.      

Ye Yuan berbicara.     

"Kau benar! Kemarahan tidak akan bisa menyamatkan jarak kekuatan, namun asal kau tahu kepintaranlah yang akan melakukannya! Prajurit yang memiliki semangat membara akan memenangkan pertandingan! Kalau orang sudah memiliki semangat tinggi maka kekuatan yang muncul tidak akan bisa kita bayangkan!"      

Peng Yan melihat ke arah Ye Yuan.      

"Sebaiknya kau tidak perlu memperhatikan yang lain. Khawatirkan saja dirimu. Apa yang kau lakukan tadi berhasil membuatku marah! Jadi bersiaplah menerima akibatnya!"      

Ye Yuan melihat ke arah Peng Yan dan tersenyum. Dia mengangkat tangannya memberikan isyarat mengundang Peng Yan untuk menyerangnya. Ini sungguh membuat Peng Yan merasa terhina.      

Wu Jianqing yang ada di bawah pun tidak tahan untuk mencemooh.      

"Tolol sekali dia. Beraninya dia memprovokasi Peng Yan. Dia pikir dia bisa menang dengan kekuatannya yang hanya di tingkat Pelintas Dewa! Tadi itu, Peng Yan tidak waspada sehingga dia hanya menggunakan kurang dari 30% kekuatannya. Aku ingin tahu bagaimana hasilnya."     

"Si petarung di tingkat Pelintas Dewa ini tahu betul bagaimana berpura-pura! Dia berani sekali memprovokasi lawannya seperti itu! Meski kekuatannya memang tidak buruk, dia harus tahu bahwa kemenangan kecilnya tadi dikarenakan Peng Yan hanya sedikit ceroboh."     

"Petarung Pelintas Dewa tidak bisa diduga. Dia mampu menembus ajian formasi susunan yang menutup arena panggung pertarungan. Aku kira tadi Peng Yan juga tidak menduga dia akan berhasil. Itulah kenapa dia bisa jatuh karena kecerobohannya."     

"Peng Yan sangat kuat. Meski dia belum mengerahkan seluruh kekuatannya, aku rasa dia memiliki kemampuan dia atas rata-rata petarung di tingkat Ketujuh Tanpa Ikatan."     

Meski Ye Yuan berhasil untuk meninggalkan jejak sepatu di atas wajah Peng Yan, tidak ada seorang pun yang percaya kalau dia akan menang. Ini karena jarak antara kekuatannya dan Peng Yan terlalu besar.      

Selain itu, dilihat dari cara bagaimana Peng Yan bertarung tadi, kekuatannya bahkan di atas rata-rata petarung di tingkat Ketujuh Tanpa Ikatan. Ini membuat petarung di tingkat yang sama dengan dirinya tidak akan bisa menang dengan mudah.      

Ye Yuan sepertinya memang cari mati dengan berani memprovokasinya. Semua penonton penasaran. Apa yang akan Peng Yan lakukan untuk mempermalukan Ye Yuan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.