Dewa Obat Tak Tertandingi

Mengajar Murid



Mengajar Murid

0Pergelangan tangan Ye Yuan dikibaskan, dia mengayunkan pedangnya ke bawah.      
0

Wush!      

Tidak ada gejolak energi murni yang besar, yang ada hanya suara sobekan pelan di udara. Tubuh Lan Zhiru tiba-tiba berubah menjadi kaku, auranya yang tadi naik kini seketika terhenti.      

Ye Yuan perlahan menyingkirkan pedangnya, napasnya terdengar tidak teratur. Dia kehilangan banyak energi untuk mengeluarkan jurusnya.      

"Apa...apa yang terjadi? Pertarungan ...hanya berakhir seperti ini?"      

"Benar! Aku hanya melihat Tuan Ye Yuan mengayunkan pedangnya dan sudah selesai?"     

"Jurus apa itu? Kenapa tidak ada gejolak sama sekali?"      

...     

"Huek..."      

Ketika semua orang tercengang, tubuh Lan Zhiru meledak berubah menjadi awan kabut darah. Jurus Pembantai Darah Pemangsa Jiwanya belum sempat digunakan dan dia sudah mati seperti itu.      

Huo Tianyang sangat syok. Lan Zhiru yang sudah menggunakan jurus Pembantai Darah Pemangsa Jiwa ternyata dibunuh oleh Ye Yuan dengan jurus pedang yang seperti itu!      

Sebagai seorang petarung di tingkat Sekilas Surga, Huo Tianyang tidak bisa membedakan apakah jurus pedang Ye Yuan palsu atau asli.      

Kalau orang bisa yang melihatnya, mereka hanya mendapati Ye Yuan mengayunkan pedangnya dengan santai dan membosankan.      

Orang-orang hanya mendengar ada suara robekan di udara, dan kemudian..Lan Zhiru meledak.      

"Mundur!"      

Huo Tianyang membuat keputusan cepat, auranya langsung meledak dan memaksa mundur Cakar Hantu Bawah. Dia langsung melesat kabur seperti kilat.      

Begitu Huo Tianying berlari, bagaimana mungkin yang lainnya masih ingin melanjutkan bertarung? Semua orang ingin melarikan diri.      

Namun kurang lebih kekuatan orang-orang sama. Jadi, bagaimana mungkin pelarian mereka akan berjalan dengan mudah. Oleh karena itu, pertarungan jarak dekat berubah menjadi pengejaran.      

Para petarung istana Suci Malam Putih menjadi lebih berani ketika bertarung, sementara pasukan Istana Suci Hujan Musim Gugur langsung lari begitu mereka bertarung. Dalam waktu sekejap, mereka sudah melarikan diri sejauh 100 ribu mil jauhnya.      

Petarung Istana Suci Musim Gugur mati satu per satu. Saking banyaknya yang meninggal. Bai Xiu menunjukkan kekuatannya yang tak terkalahkan selama proses pengejaran mengalahkan tetua dari Istana Suci Hujan Musim Gugur!      

Hal ini membuat semangat para petarung dari Istana Suci Malam Putih menjadi lebih bersemangat, mereka maju, memburu petarung lawan. Sepanjang perjalanan, Ye Yuan mengikuti rombongan orang-orang dengan santai. Dia baru berteriak untuk berhenti begitu dirinya sudah bisa membunuh dua penjaga perbatasan.      

Baru setelah mendengar teriakan itu, petarung Istana Suci Malam Putih berhenti namun dalam hati masih ingin mengejar musuh.     

"Guru Ye Yuan, kenapa kita tidak mengejar lagi? Bukankah akan lebih baik kalau kita memenangkan pertarungan ini dengan pengejaran dan setelah itu kita menghancurkan Istana Suci Hujan Musim Gugur dalam sekali serang, untuk membas dendam ayah?" kata Bai Chen dengan bingung.      

Ye Yuan hanya tersenyum namun dia tidak berbicara.      

Mo Yun berbicara, "Raja, maksud dari sikap Tuan Ye Yuan adalah, jangan mengejar musuh yang sudah putus asa! Huo Tianyang adalah petarung Sekilas Surga.Kalau kita memaksa untuk mendorongnya sampai akhir maka akibatnya akan buruk untuk dibayangkan."     

Raut wajah Bai Chen berubah, dia mendapati kalau Gui Yun sudah lama menghilang. Kemungkinan besar, dia banyak kehilangan kekuatan dalam pertarungan kali ini.     

"Aku paham!" Bai Chen menganggukkan kepalanya dan berkata dengan suara serius.     

Pertarungan yang diawali dalam kondisi tanpa harapan kini berubah menjadi kemenangan tanpa cacat. Ini melampaui dari harapan semua orang.     

Sekarang, semua orang menari bahagia.Mereka seperti orang gila.     

"Tuan Ye Yuan perkasa!"     

"Tuan Ye Yuan perkasa!"     

"Tuan Ye Yuan perkasa!"     

...     

Semua orang tahu kalau kemenangan ini sepenuhnya karena Ye Yuan bisa membalikkan situasi yang sudah tidak ada harapan lagi.      

Tanpa Ye Yuan, Istana Suci Malam Putih mungkin sudah hancur lebur.      

"Tuan Ye Yuan seperti dewa. Dia bisa membunuh petarung di tingkat Sekilas Surga dengan kekuatan Gua Dalam."     

"Ini merupakan prestasi perang yang luar biasa. Hasilnya sungguh memutar balikkan nalar kita!".     

"Jurus pedang yang terakhir sungguh merupakan sebuah seni luar biasa! Aku saja yang sudah mencapai Sekilas Surga tidak bisa melihatnya!"     

Semua orang ikut berkomentar, mereka merasa tidak percaya melihat prestasi pertarungan Ye Yuan yang sangat ajaib.     

Jurus pedang Bintang -Bintang Memisah versi sempurna merupakan jurus pedang yang memadatkan hukum-hukum kekuatan Dao Pedang secara ekstrim. Jurus tersebut bukannya tidak memiliki jejak gelombang energi murni, akan tetapi karena Ye Yuan menekannya menjadi kisaran yang amat kecil.     

Yang benar adalah dipadatkan, bukannya disebarkan.     

Pergerakan pedang Ye Yuan terlihat biasa namun sebenarnya pergerakannya mengandung hukum-hukum kekuatan Dao Pedang tanpa batas.     

Beban jurus itu pada Ye Yuan juga sangat besar.     

Dengan kondisi energi murni dewanya yang begitu tebal, Ye Yuan hanya bisa melepaskan satu gerakan pedang. Kalau satu serangan gagal maka dia sudah tidak akan memiliki kekuatan lagi untuk bertarung.     

...     

Pertarungan besar sudah berhenti, pihak Istana Suci Malam Putih begitu gembira.     

Perang ini juga membuat Bai Chen dilihat sebagai sosok yang bermartabat oleh para tetua agung. Meskipun tingkat kanuragannya masih lemah, dan dia juga masih memiliki banyak kekurangan dalam berbagai hal, dalam hal sentimen, semua orang sudah mengakuinya sebagai raja baru. Selain itu, di belakang Bai Chen, ada sosok Ye Yuan yang merupakan pembantu terbesarnya. Bai Chen akhirnya mendapatkan dukungan kuat di Istana Suci Malam Putih.     

Awalnya, Bai Xiu dan yang lainnya berencana untuk membuat upacara pengangkatan yang meriah namun Bai Chen menolaknya. Setelah kembali dari medan pertempuran, setiap hari Bai Chen berlatih keras menyempurnakan ilmu seni tombaknya.     

Perang tersebut membuat Bai Chen menjadi lebih dewasa. Dia sadar kalau dia masih lemah maka semua kewenangan, kekayaan dan kejayaan hanya merupakan ilusi belaka. Dia bisa melihatnya namun tak bisa menyentuhnya!     

Bai Chen tidak tahu berapa lama Ye Yuan akan berada di sini. Jadi, yang bisa dia lakukan adalah terus-terusan berlatih supaya menjadi kuat dalam waktu sebentar.     

Huo!     

Huo!     

Huo!     

Bai Chen menghunuskan tombaknya satu per satu, suaranya terdengar seperti angin yang memekakkan telinga. Ilmu tombaknya tampak tak berbeda dari petarung kebanyakan.Kenyataannya, setiap tombak membawa gelombang dari hukum-hukum kekuatan. Tombak ini sangat kuat dan menghabiskan banyak energinya. Tak lama kemudian, bulir-bulir keringat mulai keluar dari dahi Bai Chen.     

Huo...     

Satu tombak lainnya dihunuskan. Tiba-tiba pandangan mata Bai Chen mengabur.Ada seseorang yang muncul di sini.     

Bai Chen begitu terkejut dan cepat-cepat menarik mundur tombaknya. Tombak yang tidak membawa momentum kuat. Dia tidak siap sama sekali sehingga dia tidak memiliki waktu untuk menarik tombaknya sesukanya.     

Namun, beberapa saat kemudian, Bai Chen membelalak. Tombak beratnya ternyata tidak bisa maju.     

"G-Guru Ye Yuan!" Bai Chen berseru.     

Ye Yuan hanya menggunakan dua jarinya dan dengan mudah dia menangkap tombak Bai Chen. Tombak pemuda itu sudah tidak bisa bergerak ke depan lagi!     

"Tombakmu terlalu lembut dan lemah. Mana mungkin kau bisa membunuh orang dengan tombak semacam ini?" kata Ye Yuan sambil menggelengkan kepalanya.     

Bai Chen merasa tersedak mendengar kalimat Ye Yuan. Dia menanggapi dengan nada bersemangat, "Aku...aku tadi menarik momentum tombaknya. Itulah kenapa guru bisa menangkapnya dengan mudah."     

Ilmu Bai Chen baru naik sedikit dan Ye Yuan sudah menuangkan air dingin di kepalanya. Mana mungkin Bai Chen tidak depresi mendengarnya? Dia tahu kalau kekuatan Ye Yuan memang luar biasa tapi dia juga cukup percaya diri dengan ilmu tombaknya. Bai Chen tidak mau mengakui komentar Ye Yuan yang mengatakan kalau tombaknya masih lembut dan lemah.     

Ye Yuan tersenyum.     

"Benarkah seperti itu? Kalau begitu gunakan serangan terkuatmu untuk menghunuskan tombak itu padaku. Kau lihat? Aku berdiri di sini,kan?"     

Ada semburat kelicikan dalam sorot mata Bai Chen. Dia menanggapi Ye Yuan sambil tersenyum. "Guru, kau sendiri yang meminta ya!"     

Ye Yuan menjawab dengan santai, "Aku yang meminta!"      

Bai Chen menarik kembali tombaknya dan kemudian berdiri. Momentum tombaknya di tubuhnya mulai mengental.     

"Hati-hati, Guru!"     

Bai Chen sadar kalau Ye Yuan itu sangat kuat, jadi meski dia menggunakan seluruh kekuatannya, dia tidak akan bisa merubuhkan Ye Yuan. Yang Bai Chen inginkan adalah setidaknya Ye Yuan akan mencoba bertahan dari serangannya. Dia ingin membuktikan kalau tombaknya ini tidak lembut dan lemah seperti yang dituduhkan Ye Yuan.     

Setelah beberapa saat, momentum tombak Bai Chen mulai naik.     

"Hah!"     

Bai Chen menghunuskan tombaknya ke depan. Pakaian Ye Yuan berkelebatan dengan kencang. Tombak itu bergerak sangat cepat, dan seketika sudah berada di depan Ye Yuan.     

Namun, sesaat kemudian, tatapan mata Bai Chen menjadi semakin tajam, dia terlihat tidak percaya. Ye Yuan mengeluarkan dua jarinya, menjepit ujung tombaknya di depan wajah Bai Chen.     

Tak peduli seberapa banyak kekuatan yang Bai Chen kerahkan, dia tidak bisa membuat tombaknya maju sedikit pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.