Dewa Obat Tak Tertandingi

Harapan Bai Chen



Harapan Bai Chen

0"Tuan Muda sudah kembali! Tuan Muda, Kau akhirnya kembali! Ada kabar buruk!"      
0

Setelah mencapai Istana Suci Malam Putih, seorang lelaki tua yang tampak seperti pelayan datang untuk menyambut Bai Chen dan rombongannya. Ekspresi Bai Chen berubah dan dia langsung bertanya, "Paman Ji, apa yang terjadi?"     

Paman Ji terlihat patah hati. Dia menjawab sambil menangis, "Tuan ... Tuan dia ... hampir sampai meninggal."      

Berita itu seperti petir di siang bolong. Raut wajah semua orang langsung berubah drastis. Bai Chen meraih tangan Paman Ji dan bertanya, "Aku hanya pergi selama setengah tahun, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"     

Tiba-tiba, Bai Chong yang ada sampingnya mulai tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha… Orang tua itu akhirnya akan mati! Dia pantas mati! Ha ha ha …"     

Duar!      

Seperti ada sebuah dengungan yang meledak di kepala Bai Chen. Pemuda itu langsung tidak bisa mengendalikan amarahnya dan menedang Bai Chong ke tanah.      

"Dasar Penjahat! Kau! Apa yang kau lakukan pada Ayahanda?"      

Pojok bibir Bai Chong sudah berdarah. Akan tetapi, dia tidak peduli sama sekali dan masih tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Orang tua bodoh dan menyedihkan! Aku begitu luar biasa, tetapi kenapa dia tidak memilihku? Dia pantas mati! Pantas mati! Ha ha ha …"      

Bai Chong menjadi gila. Ketidakpuasannya yang lama telah ditekan di dalam hatinya kini meledak dalam sekejap.      

"Kau!"     

 Telapak tangan Bai Chen terangkat di udara tetapi serangannya terus gagal mengenai Bai Chong. Dia ingin membunuh kakak lelakinya dengan jurus telapak tangannya, tetapi dia tidak bisa melakukannya.     

 "Hahaha, bunuh! Bunuh aku! Biar kuberitahukan padamu, para petarung ahli dari Istana Suci Hujan Musim Gugur sedang dalam perjalanan! Jika kau membunuhku, maka kau harus dikubur bersama! Sekarang, satu-satunya jalan keluarmu adalah membiarkan aku pergi dan biarkan aku menggantikan posisi raja di istana!" Bai Chong berkata dengan nada arogan.      

Satu kalimat yang dia ucapkan membuat hati semua orang seperti tenggelam ke dasar lembah. Mo Yun menggertakkan giginya karena begitu bencinya mendengar perkataan Bao Chong.      

Dia berkata, "Dasar penjahat! Pengkhianat! Kau benar-benar tak punya hati nurani! Bagaimana bisa seseorang sepertimu menjadi penguasa istana? Kalau kau jadi maka Istana Suci Malam Putih akan hancur di tanganmu cepat atau lambat! Raja membuat keputusan yang benar dengan tidak memilihmu menjadi tuan muda!"      

"Huh! Kalau Bai Chen menjadi raja maka Istana Suci Malam Putih akan berakhir buruk! Pengecut bahkan tidak berani membunuhku! Ha ha ha! Adikku yang baik, bunuh aku! Bunuh aku! Kau..."      

Wish!      

Suara congkak Bai Chong tiba-tiba terhenti, darah segar langsung muncrat mengenai wajah Bai Chen. Pemuda itu tercengang, dia melihat ke arah Ye Yuan dengan tatapan mata terkejut.      

Ye Yuan hanya berbicara dengan nada santai, "Kalau kau terus bermain-main maka ayahmu akan meninggal."      

Raut wajah Bai Chen berubah lagi. Dia tidak memperdulikan darah yang ada di wajahnya dan langsung berlari menuju istana.      

"Jangan bengong lagi, cepat masuk dan lihat. Apakah ada yang bisa kita bantu atau tidak."      

Ye Yuan tidak menghiraukan tatapan terkejut semua orang. Dia mengangkat kakinya dan langsung menuju ke dalam istana mengikuti Bai Chen. Mo Yun tiba-tiba tercengang dan kemudian mengikutinya.      

Ketika Ye Yuan melihat kondisi Raja Istana Malam Putih sudah sekarat, dia tahu kalau diracun dan sebentar lagi akan meninggal. Racun itu telah mengenai jantung. Meski Ye Yuan bisa membuat pil dewa dua-bintang sekarang, pil ini tidak akan bisa menyelamatkan raja.      

Seperti yang sudah diduga, selang beberapa waktu kemudian, ada kabar mengenai kematian raja dari dalam istana.      

Mo Yun mengatur tempat untuk Ye Yuan tinggal dan dia menempatinya tanpa gangguan. Sementara itu, di dalam istana, ada pertarungan antara pewaris kerajaan di Istana Suci Malam Putih. Selain Bai Chen dan Bai Chong, masih ada putra-putra lainnya dari sang raja. Sekarang, ketika sang raja sudah meninggal, ada berbagai macam faksi kekuatan ynag menjadi resah dan ingin beraksi.      

Bai Chen merupakan putra bungsu. Pengangkatannya menjadi Tuan Muda pemimpin muda banyak ditolak sejak awal. Hanya saja, Bai Chen memang bisa memenuhi harapan ayahnya dengan naik ke tingkatakan Maha Dewa di usianya yang masih muda. Selain itu, karena waktu itu raja masih memegang kekuasaan maka tidak ada yang berani untuk membicarakan keputusan itu di belakangnya.      

Sayangnya, sang raja mati diracun oleh Bai Chong sebelum Bai Chen siap untuk menjadi raja. Kematiannya membuat yang lainnya seperti memiliki harapan.      

"Mo Yun, masalah paling penting sekarang ini adalah menahan serangan lawan dari luar! Bai Chen masih terlalu muda dan biasanya dia juga tidak mengurusi masalah istana. Kondisi membuat kita sulit untuk menyakinkan banyak orang. Apakah kehancuran kita akan segera datang?"      

"Benar! Sekarang ini, kita harus memilih anak lelaki yang memiliki nama baik dan mampu memerintah banyak orang untuk menduduki posisi sebagai raja!"      

"Orang-orang dari Istana Suci Hujan Musim Gugur akan segera tiba! Apakah dengan kekuatan Tuan Muda yang masih sedikit ini, kita akan mempercayainya memimpin peperangan ini?"      

.....     

Ada sekelompok orang yang mencoba untuk memberikan pendapat mereka. Singkatnya, mereka mempertanyakan kemampuan Bai Chen. Mereka menganggap Bai Chen masih muda dan belum bisa memikul tanggung jawab sebesar ini. Serangan musuh kali ini mereka gunakan sebagai alasan untuk melengserkan posisi Bai Chen.      

Mo Yun hanya mendengus dan menanggapi, "Raja sudah menunjuk tuan muda untuk meneruskan tahtanya! Penunjukkan tuan muda ini sudah baik dan benar! Mayat raja bahkan belum dingin dan kalian sudah melakukan hal seperti ini. Raja akan meninggal membawa penyesalan abadinya!"      

"Ini tidak benar! Ini adalah masalah kebijaksanaan. Sekarang, kita berada dalam kondisi luar biasa jadi kita harus melakukan langkah-langkah yang tak biasa juga. Kekuatan dan nama Bai Chen belum cukup untuk menyakinkan banyak orang. Bagaimana bisa dengan kondisi seperti itu dia meneruskan kursi kepemimpinan raja?" seorang tetua maju ke depan untuk menolak.      

"Berbicara mengenai nama baik dan dihormati oleh semua orang, aku merasa kalau wakil raja, Bai Xiu adalah pilihan yang terbaik. Raja lama sudah tidak ada lagi. Di seluruh Istana Suci Malam Putih, dia lah yang paling kuat. Dia juga paling paham aspek tentang istana ini. Karena semua orang kini berdebat tanpa akhir, maka , menurutku, wakil Raja Bai Xiu, sementara waktu ini, paling cocok untuk menduduki posisi sebagai raja. Bagaimana pendapat kalian?"      

Tiba-tiba, kalimat dari seorang tetua menyeimbangkan perdebatan. Mereka tidak menyangka kalau wakil raja, Bai Xiu, ternyata muncul di tengah-tengah. Semua orang pun menjadi tenang dan memikirkan pendapat tetua dengan baik. Tidak ada yang lebih baik menjadi raja untuk kondisi sekarang selain Wakil Raja, Bai Xiu.      

Sekarang ini, Bai Xiu sedang duduk di kursi kehormatan, kedua matanya menyipit, seperti sedang linglung. Ketika dia mendengarkan pendapatnya, dia juga begitu syok dan langsung berkata, "Tidak mungkin! Tidak mungkin! Istana Suci Malam Putih ini selalu memiliki tradisi di mana Raja menyerahkan kursi kekuasannya pada pemimpin muda. Sejak kapan kursi raja diserahkan pada Wakil Raja? Kalau aku menjadi Raja istana ini maka semua orang pasti merasa kalau aku merencanakan sesuatu untuk merebut tahta. Hal ini justru akan membuat banyak orang semakin tidak percaya. Jangan membicarakan masalah ini lagi! Bagaimana kalau begini, karena kita tidak bisa mencapai kesepakatan, maka kita akan membicarakan masalah ini besok. Sementara untuk urusan Istana Suci Hujan Musim Gugur, aku sudah meminta orang untuk mengawasi pergerakan mereka. Masih belum ada tanda-tanda pergerakan dari mereka. Hm...itu saja untuk hari ini."      

Sang Raja sudah meninggal dan Bai Xiu sekarang menjadi orang yang paling dihormati dan wibawa paling tinggi si seluruh Istana Suci Malam Putih. Dia juga menjadi orang yang paling kuat. Kalimatnya paling didengarkan oleh para tetua.      

Tak lama kemudian, aula besar ini menjadi kosong. Hanya ada Mo Yun, dan muridnya Bai Chen yang tertinggal di sini. Sekujur badan Bai Chen seperti babak belur. Dia tidak mengatakan apa pun dari awal sampai akhir. Pikirannya sekarang tidak sedang tertuju pada kursi raja,. Kematian ayahnya memberikan pukulan besar baginya. Dia masih belum sepenuhnya menerima kenyataan ini.      

Begitu melihat Bai Chen begitu kecewa dan sedih, Mo Yun juga ikut terlihat gelisah.      

"Tuan Muda! Kalau kau terus seperti ini, posisi raja nantinya akan hilang!" kata Mo Yun dengan nada suara cemasnya.      

Bai Chen melihat ke arah Mo Yun dengan tatapan mata sayu.     

"Kalau sudah hilang ya biarkan saja. Apa yang mereka katakan memang benar. Aku tidak cocok menjadi raja di sini."      

Mo Yun menghela napas panjang. Dia berkata dengan nada suara serius.      

"Tuan Muda, pikirkan dengan baik-baik bagaimana raja dulu mengkhawatirkan tentang Istana Suci Malam Putih ini? Supaya kau menjadi yang mulia muda, beliau berpikir keras mencari cara. Apakah kau akan begitu saja menyia-nyiakan kerja kerasnya pada orang-orang yang berpangku tangan dan kemudian akan ditelan habis oleh Istana Suci Hujan Musim Gugur? Kau adalah penerus pilihan raja. Apa kau tega membiarkannya mati dengan penyesalan?"      

Sekujur badan Bai Chen gemetar, matanya seperti memancarkan sebuah cahaya. Namun, cahaya ini kembali padam.      

"Tapi dalam kondisi seperti ini, kita sudah tidak punya harapan lagi!"      

Ketika Mo Yun melihat Bai Chen akhirnya kembali, ada secerca harapan yang kini menyelimuti hatinya. Dia membakar semangatnya.      

"Tidak. Kita masih punya harapan!"      

Mata Bai Chen menyiratkan kebingungan. "Masih punya harapan? Lihat. Sekarang ini, di sini, hanya ada aku dan kau!"      

Mo Yun melanjutkan,"Pergi, temui Tuan Ye Yuan! Dia adalah harapan terakhir kita."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.