Dewa Obat Tak Tertandingi

Hei Meng



Hei Meng

0Raungan Ao Qian mengandung kekuatan yang amat kuat. Ada beberapa orang yang mampu mendeteksinya. Jika tidak, mereka tidak mungkin bersikap sesopan itu. Mereka menyangka kalau Ao Qian adalah pemimpin rombongan ini.      
0

"Tuan, untuk apa kita datang ke sini?" Ao Qian terlihat bengong dan bertanya kepada Ye Yuan.      

"Tuan?"      

Orang yang ada di tengah melihat ke arah Ye Yuan dengan ekspresi anehnya. Berulang kali-kali dia mengukur kekuatan Ye Yuan dan yang terlihat pemuda ini memiliki kekuatan di tingkat Keenam Kedalaman Dao.      

Ye Yuan tidak berpikir panjang dan menjawab dengan nada santai.      

"Namaku, Ye Yuan. Orang-orang ini adalah pengikutku. Aku dengar kalau ada barang bagus di Pulau Sembilan Feniks. Namun kami tidak membawa Tanda Mata Jelas maka kami terpaksa masuk ke sini. Kalau memang, kalian tidak berkenan maka tolong berbaik hati untuk memaafkan kami."     

Kali ini, Hiu Satu berlari cepat ke samping Ye Yuan.      

"Orang yang ada di tengah itu adalah penguasa kedua, Hei Meng. Yang ada di sebelah kanan adalah penguasa ketiga, Duan Lingfeng. Sementara yang ada di kiri adalah penguasa keempat, Hong Tao."     

Hei Meng tentu saja mengenali Hiu Satu. Begitu dia melihat sikap makhluk ini kepada Ye Yuan, Hei Meng amat terkejut.      

Hiu Satu merupakan pelanggan di pameran perdagangan di pulau ini. Hei Meng tahu betul karakter dan sikapnya seperti apa.      

Anehnya, Hiu Satu ini begitu bersikap hormat pada Ye Yuan.      

Hal ini membuat Hei Meng tidak berani untuk meremehkan Ye Yuan. Dia berbicara dengan mengepalkan kedua tangannya.      

"Haha, jadi seperti itu! Pulau Sembilan Feniks kami ini menyambut siapa saja yang datang ke sini! Karena Adik Ye ingin melihat-lihat maka silahkan berkeliling pulau ini. Hiu Satu, kau ini adalah pengunjung tetap di pulau ini, aku harus merepotkanmu untuk memandu Adik Ye. Tapi...kau pasti tahu aturan yang berlaku di pulau ini. Ada tempat-tempat yang tidak boleh dikunjungi. Pastikan kau tidak pergi ke sana!"      

Hei Meng berbicara sambil menatap tajam Hiu Satu. Tentu saja, pernyataannya ini juga ditujukan untuk Ye Yuan. Meski Hei Meng memang tidak menyinggung rombongan Ye Yuan, di lain sisi, sepertinya dia juga tidak takut.      

Tiga penguasa pulau kemudian pergi meninggalkan rombongan Ye Yuan. Ao Qian berkata dengan nada tidak suka, "Tiga orang itu sangat sombong! Tuan, untuk apa bersikap baik pada mereka? langsung tangkap dan tanyakan saja mereka!"      

Mata Ye Yuan berputar, dia melihat Ao Qian dengan tatapan heran.      

"Jangan meremehkan orang-orang itu. Kekuatan Hei Meng tidak jauh berbeda dengan dirimu! Tubuh aslinya berasal dari hiu hitam dari bangsa laut. Aku tidak menyangka kalau ada orang sekuat itu dari kalangan bangsa laut."     

Ekspresi wajah Ao Qian langsung terlihat muram.      

"Tidak mungkin, kan? Apa benar orang itu benar-benar kuat? Apakah mungkin setelah 20 ribu tahun berlalu, dunia ini sudah begitu banyak berubah?"     

Sebenarnya, Ao Qian masih merasa berada pada pihak yang kalah. Dulu, dia merupakan sosok terkuat dari ras naga. Akan tetapi sekarang ini, ada begitu banyak orang-orang hebat yang bisa membuatnya babak belur.      

Dan penguasa kedua Pulau Sembilan Feniks memiliki kekuatan yang tidak jauh darinya. Perbedaan antara harapan dan kenyataan ini membuat Ao Qian masih sulit untuk menerimanya.     

Hanya saja, dia percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ye Yuan. Dia tidak akan berbicara sembarangan untuk melecehkannya.      

"Aku merasakan adanya kekuatan hukum-hukum Dao Dewa darinya. Meski hanya sedikit, jumlahnya sudah melebihi petarung Mistik Hampa kebanyakan. Selain itu masih ada sosok bernama Penguasa Pulau Jangkauan Surga! Jadi, sebaiknya kita bersikap merendah seperti ini!" Ye Yuan berkata dengan tenang.      

Kekuatan hati Ye Yuan sudah mencapai tahapan sempurna. Jadi dia peka terhadap keadaan sekitar. Aura kekuatan yang memancar dari tubuh Hei Meng memang kekuatan hukum-hukum Dao Dewa.      

Setelah mendengar penjelasan Ye Yuan, Ao Qian tidak murka lagi.      

"Tuan, jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ao Qian bertanya.      

"Maru kita berkeliling dulu," jawab Ye Yuan.      

"Kakak Kedua, bukankah kita terlalu mudah membiarkan di bocah itu? Dia bisa menghindari pembatas katak dan juga roh api. Dia pasti memiliki harta karun yang sangat berharga!" kata Penguasa Kedua, Duan Lingfeng.      

"Benar, Kakak Kedua. Di antara orang-orang itu, hanya si bangsa naga yang terlihat kuat. jadi, bukan hal sulit untuk Kakak Kedua menghadapinya kan? Sementara aku dan Kakak Keempat bisa mengatasi sisanya. Karena mereka masuk ke pulau secara paksa maka tidak akan ada orang yang akan berkomentar buruk pada kita jika kita membunuh mereka," kata Penguasa Keempat, Hong Tao.      

Ketiga penguasa ternyata mengincar harta karun yang dibawa oleh Ye Yuan. Mereka sedang mendiskusikan cara membunuh Ye Yuan dan rombongannya.      

Hei Meng tampak berpikir sebentar. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bocah itu bukan orang sembarangan!"     

Duan Lingfeng menanggapi tak peduli.      

"Bukankah kekuatannya masih di tingkat keenam Kedalaman Dao? Apanya yang bukan sembarangan? Apakah mungkin dengan kekuatan seperti itu dia bisa membalikkan langit?"      

Hei menjawab, "Apa kau tidak melihat sikap Hiu Satu padanya? Makhluk itu memiliki kekuatan yang kurang lebih sama denganmu! Meski begitu dia terlihat ketakutan dengan anak muda itu. Mereka juga masuk ke sini satu demi satu. Aku rasa Hiu Satu sudah bertarung dengannya di luar!"      

"Memang kenapa kalau dia sudah bertarung? Mereka memiliki petarung di tingkat puncak Maha Dewa, Bukankah wajar kalau dia kalah?" Hong tao menanggapi dengan nada merendahkan.      

"Heh, jika memang seperti itu, apa yang harus aku takuti? Hiu Satu itu makhluk yang kurang pintar. Sikap yang dia tunjukkan kepada Ye Yuan itu jelas-jelas datang dari lubuk hatinya. Kalau si naga itu yang mengalahkannya maka dia tidak mungkin bersikap seperti itu pada Ye Yuan. Mungkin dia kalah!" Hei Meng menganalisa.      

"Hiss..."     

Duan Lingfeng dan Hong Tao menghela napas pada saat bersamaan. Ada perasaan kaget yang tersirat dari mata keduanya.      

"Seorang petarung tingkat Keenam Kedalaman Dao mampu mengalahkan petarung Mistik Hampa? Ini...terdengar sangat mustahil, kan?' Duan Lingfeng masih berbicara dengan nada tidak percaya.      

"Meski aku juga tidak percaya tapi sikap Hiu Satu tidak bisa luput dari pengamatanku! Anak muda ini memang orang sembarangan!" kata Hei Meng.      

Duan Lingfeng dan Hong Tao sama-sama terkejut. Namun keduanya juga tahu selain memiliki kekuatan yang tinggi, Hei Meng juga memiliki pikiran yang tajam. Dia tidak mungkin salah lihat.      

Hanya saja, apa yang Hei Meng lihat sulit dicerna oleh akal sehat keduanya.      

"Kakak Kedua, apakah kita akan membiarkan mereka....begitu saja?" Duan Lingfeng masih terlihat tidak rela.      

Hei Meng menjawab sambil mengulas senyum.      

"Kita akhirnya mampu mengumpulkan semua tanaman obat Kakak butuhkan! Selama kekuatannya bisa naik tingkat maka meski di bocah ini lebih kuat, dia juga tidak akan bisa berbuat apa-apa! Jadi, selama Ye Yuan ini tidak membuat masalah maka tunggu saja dulu! Menurutku, mereka punya tujuan lain dengan datang ke pulau ini. Mereka pastinya tidak akan pulang dalam waktu dekat!"      

Baru setelah mendengar pernyataan panjang Hei Meng, kerutan dahi di wajah Hong dan Duan perlahan menghilang.      

"Kakak Kedua, kau memperhitungkan segalanya dengan begitu teliti. Kalau Qiu Yuqiu bisa menemukan Lingzhi Ungu maka ini Langit memang memberkahi kita!" kata Duan Lingfeng dengan diiringi suara gelak tawa.     

Meski Ye Yuan adalah petarung yang amat berbakat, dia masih begitu terpesona melihat berbagai macam formasi susunan yang ada di pulau ini. Pulau Sembilan Feniks ini bisa dibilang menjadi surga bagi para petarung.      

Ada begitu banyak tanaman obat dan juga harta karun yang tidak bisa didapatkan di dunia luar. Sungguh suatu hal yang ada di luar dugaan Ye Yuan. Ada beberapa harta karun yang bahkan belum pernah Ye Yuan lihat.      

Untuk mendapatkan ini semua, seseorang harus bisa memuaskan pihak lain. Di tempat ini, perdagangan dilakukan dengan cara barter. Mereka tidak menerima kristal. Meski ada orang kaya yang datang, dia belum tentu mampu mendapatkan barang yang mereka inginkan.      

"Ckckck! Perdagangan di sini sungguh luar biasa! Aku juga tidak tahu siapa si Penguasa Pulau Jangkauan Surga ini. Dia mampu membuat sebuah acara perdagangan sebesar ini!" kata Ye Yuan dengan perasaan campur aduk.      

Hiu Satu berbicara.      

"Benar, Tuan Ye Yuan. kalau bukan karena adanya berbagai macam barang bagus di sini, maka tidak akan petarung hebat yang datang kan? Sekarang ini, ada beberapa petarung yang mampu menembus halangan kekuatan dari pameran dagang ini. "      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.