Dewa Obat Tak Tertandingi

Hanya Bisa Menyalahkan Diri Sendiri



Hanya Bisa Menyalahkan Diri Sendiri

0Darah muncrat mengenai wajah Zhou Jia. Darah yang masih terasa panas membuat lelaki itu gemetar. Matanya membulat. Sampai sekarang dia masih tidak sepenuhnya sadar dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana bisa petarung sekuat Hujan Darah tewas dalam satu kali sabetan pedang?      
0

Sebelumnya, jelas-jelas dirinya dan Hujan Darah menertawakan Ye Yuan. Hujan Darah bahkan bilang bahwa semuanya akan baik-baik saja selama ada dirinya.      

Lalu, apa ini?      

"Li, di mana Li?"     

Suara dingin Ye Yuan masuk ke dalam telinga Zhou. Dia kembali gemetar. Sebelumnya, dia bahkan berpikir akan menjadi Pemimpin Kota Surga Luas setelah dirinya mampu mencapai tingkat Mistik Hampa. Sekarang di hadapan Ye Yuan, dia ternyata masih seperti seorang balita.      

Wush!      

Zhou Jia masih terlihat ragu ketika Ye Yuan sudah menghilang dari pandangannya. Belum sempat dia menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya, ketika banyak darah tertumpah di Kota Bulan Terang ini.      

"Argh!"      

Sebuah suara kesakitan terdengar.      

Semua orang mencoba untuk menyelamatkan dirinya masing-masing setelah mereka melihat Hujan Darah tewas. Ketika Zhou Jia sudah sadar, semua bulu kuduknya berdiri.      

"Yan!"      

Zhou Jia merasa energinya terkuras habis ketika dia berteriak.     

Orang yang Zhou Jia teriaki ini adalah putranya Zhou Yan. Pemuda itu berada jauh di sisi tembok kota. Dia adalah petarung kebanggaan di Dunia Tinggi yang dulu menindas Ye Yuan. Namun sekarang, dia mati di tangan Ye Yuan.      

Zhou Jia merasa dia sudah bersembunyi dengan baik. siapa sangka, ilmu persepsi Ye Yuan mampu menangkap segala yang ada di sekitarnya dengan begitu jelas.      

Sekarang ini, Ye Yuan adalah sebuah mesin pembunuh. Dia hanya bergantung pada instingnya ketika menggerakkan tubuh. Penglihatannya menunjuk kalau Zhou Jia ini adalah pencetus perang dan pasti tahu di mana keberadaan Li. Hal inilah yang membuat Ye Yuan langsung membunuh Zhou Yan. Dia pikir dengan cara seperti ini Zhou Jia akan merasa takut dan kemudian akan berkata jujur padanya tentang keberadaan Li. Dia sama sekali tidak tahu hubungan antara Zhou Jia dan Zhou Yan.     

Mungkin, Li belum mati!      

Semua ini tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Di mata Ye Yuan, Zhou Yan hanyalah seekor semut yang dengan mudahnya dia lindas mati.      

Dulu, ketika Zhou Yan turun ke Dunia Bawah, dia mengatakan kalau Ye Yuan hanyalah seperti seekor semut di matanya. Dia pastinya tidak menyangka kalau hari ini, dia lah yang menyerupai makhluk kecil itu.      

Tentu saja, Ye Yuan sama sekali tidak berpikir sejauh ini. Dia melesat dan sudah berada di dekat Zhou Jia lagi.      

"Katakan, di mana Li?" tanya Ye Yuan dengan nada suara dingin.      

"li? Kau bilang apa? Li? Hahaha!gadis murahan itu tidak tahu caranya berterima kasih dan sudah mati! Yan sungguh mencintainya namun dia sama sekali tidak tergerak hatinya! Sebelum mati, dia bahkan..."     

Suara Zhou Jia terputus, dia sudah tidak bisa bicara lagi.      

Kematian Zhou Yan membuat Zhou Jian kehilangan semangatnya untuk hidup. Dia pun ikut menggila. Karena Ye Yuan sudah terjerembab ke dalam kondisi kerasukan maka dia akan mengikutinya.      

Zhou Jia tahu betul kalau kalimat yang dia ucapkan akan bisa menjadi sesuatu yang bisa menghancurkan Ye Yuan.      

Mulai dari sekarang, si Ji Qingyun ini akan menjadi mesin pembunuh. Dia bahkan ingin lebih banyak membunuh daripada bangsa iblis itu sendiri.      

Di ambang kematiannya, ada seringai yang terlukis di bibir Zhou Jia. Itu adalah sebuah senyum kemenangan atas tipu muslihatnya.      

"Argh!"      

Amukan energi pembunuhan mewujud menjadi sesuatu. Bentuknya hampir sama dengan bagai kuat besar yang bergelombang ke atas. Ye Yuan sekarang ini sudah berada di ambang untuk berubah menjadi iblis.      

Tepat pada saat ini, ada sebuah siluet warna hijau yang muncul?     

"Tuan Muda!"     

Lu terdengar begitu khawatir. Mendengar namanya dipanggil, Ye Yuan menoleh. Matanya sudah penuh dengan cahaya dingin pembunuhan. Lu sama sekali tidak mengenali mata merah Ye Yuan.      

Apakah manusia di hadapannya ini benar-benar tuan mudanya yang lemah lembut itu?      

"Tuan Muda! Bangun! Tuan Muda!" Lu berbicara dengan air mata yang mengalir di pipinya.      

Begitu Ye Yuan berhadapan dengan Lu, dia tidak langsung ingin membunuhnya. Meski sekarang dia benar-benar kerasukan, dia masih bertahan pada satu jejak di dalam lubuk hatinya.      

Selama ini, Lu merupakan sosok yang paling dia pedulikan. Jadi sudah sewajarnya dia melindungi Lu. Itulah alasan kenapa dia tidak langsung bergerak. Sayangnya, kekuatan pembunuhnya yang sudah memadat membuat Lu kesulitan untuk bernafas.      

Wush!      

Tubuh Ye Yuan menghilang. Tak berapa lama, Pedang Penghancur Iblis sudah ada di leher Lu.      

Aliran darah segar sudah mengalir melewati pedang kemudian menetes ke tanah. Ye Yuan terlihat kesulitan. Sekarang ini, instingnya sedang bertarung melawan hati iblisnya.      

Kalau sampai Pedang Penghancur Iblis ini bergerak satu inci lagi maka Lu pasti akan mati.      

Waktu berdetak seolah semuanya sudah membeku. Anehnya, Lu tidak terlihat berbeda. Dari awal sampai akhir, dia terus menatap Ye Yuan. Gadis itu begitu mempercayai Ye Yuan. Dia percaya kalau Ye Yuan tidak akan membunuhnya meski Ye Yuan terus terjerembab dalam jurang kerasukan.      

"Tuan Muda, aku adalah Lu!"      

"Tuan Muda, apa kau sudah lupa kalau kaulah yang mengajarku Jiwa Es Ilusi Surga?"     

...     

Ye Yuan mengingat masa lalunya. Dia mencoba mencari alasan untuk menyadarkannya. Sementara itu, leher halus Lu dan ujung pedangnya terus bersinggungan. Semakin banyak darah yang mengalir. Namun gadis itu tidak peduli.      

"Tuan Muda, kenapa kau bodoh sekali! Pengepungan Kota Bulan Terang jelas-jelas ditujukan untukmu! Kalau mereka memang benar-benar menangkap Kakak Li, kenapa mereka tidak menggunakannya untuk menghadapimu? Kau belum melihat Kakak Li dengan mata kepalamu sendiri, lalu bagaimana bisa kau menganggap dia sudah mati? Kalau ternyata dia baik-baik saja, dan dia tahu kau sudah jatuh kerasukan seperti ini, bukankah Kakak Li yang justru akan sakit hati?"     

"Tuan Muda, bukan hanya Kakak Li saja yang peduli padamu! Aku, Kakek Long, Ao Qian, Jiang Taicang...kamu semua sangat peduli denganmu. Jangan biarkan dirimu terjerumus ke dalam kondisi kerasukan ini terlalu dalam!"      

....     

Satu per satu kalimat yang terlontar dari mulut Lu cukup berpengaruh pada hati Ye Yuan. Keinginannya untuk membunuh berperang melawan kesadarannya.      

Perlahan-lahan, kekuatan pembunuhan yang ada di dalam dirinya melemah. Kedua mata Ye Yuan yang sudah semerah darah pun kembali normal.      

"L-Lu?" Ye Yuan memanggil nama gadis itu.      

Ketika Lu melihat Tuan Mudanya kembali sadar, air matanya langsung menetes.      

"T-Tuan Muda, kau ....akhirnya bangun!"      

"Aku...apa yang terjadi padaku?"      

Ye Yuan melihat pedangnya masih menempel di leher Lu. tenggorokan gadis itu sudah terkena pedang hingga berdarah. Ye Yuan amat terkejut. Tubuhnya gemetar, dan akhirnya dia sadar kembali.      

"Tuan Muda, kau....tadi, kau.."     

Kalimat Lu belum selesai ketika bola matanya melotot, tubuhnya ambruk. Ye Yuan tampak begitu khawatir dan dengan cepat dia menopang tubuh gadis itu.      

Lu berada di dekat Ye Yuan dan gadis itu mencoba bertahan dari aura energi Konsep Pembantaian. Sebuah konsep yang bahkan bisa membuat petarung di tingkat Raja Dewa tidak tahan.      

Mana mungkin Lu bisa tahan menghadapi kekuatan pembunuhan dingin ini? Hingga sekarang, dia bergantung pada semangatnya untuk bertahan. Kalau bukan karena Tuan Muda Ye Yuan, dia pastinya sudah tumbang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.