Dewa Obat Tak Tertandingi

Manusia Batu



Manusia Batu

0Di dalam sebuah hutan, sebuah wanita cantik dan binatang buas terlibat dalam pertarungan sengit. Si binatang ini adalah Si Elang yang begitu gesit, kuat dan mampu menekan pergerakan si wanita cantik.      
0

Tidak jauh tempat pertarungan ini, ada beberapa orang yang hanya menonton dan tak berniat untuk terlibat.      

"Teratai Jiwa Es!"      

Si wanita cantik berteriak. Sebuah teratai es raksasa terbentuk di udara, dan langsung membekukan si Elang. Serangannya berhasil. Si wanita cantik ini terlihat senang. Hanya saja, tak lama kemudian, ekspresi wajahnya berubah lagi.     

Krek!Krek!      

Teratai es itu mulai retak.Dan semakin lama retakannya semakin membesar. Akhirnya, si Elang berhasil meluluhlantakkan teratai es ini.      

Gadis ini sudah mengeluarkan banyak energi untuk membentuk teratai es. Dia tidak menyangka kalau usahanya ini masih belum bisa membunuh si elang.      

Sekarang ini, dia sudah tidak kuat lagi bertarung. Meski begitu, dia tidak tampak panik. Dia hanya merasa tidak puas saja.      

Si Elang juga terlihat sudah terluka parah. hanya saja, dia memang masih punya energi sisa untuk bertarung. Dia mengeluarkan serangan badai yang menyapu ke arah si gadis. Pada saat ini, ada sosok petarung yang muncul di antara mereka. Sebuah domain terbuka dan badai energi tadi langsung tercerai berai.      

Lu memonyongkan bibirnya. Dia terlihat tidak senang.      

"Tuan Muda menyelamatkanku lagi!"      

Ye Yuan tertawa.      

"Si Elang memiliki kekuatan yang tidak jauh dari petarung puncak Mistik Hampa. Sementara kekuatanmu kasih berada di tengah Mistik Hampa, sudah bagus kau bisa bertarung dengan imbang. Mengesankan!"      

Ye Yuan tidak sedang menghibur Lu. Dia memang amat terkesan dengan kemampuan bertarung gadis ini.      

Sepanjang perjalanan, Ye Yuan dan rombongan kecilnya mendapati berbagai rintangan. Sebagian besar rintangan ini dihadapi oleh Lu seorang diri. Kalau dia hampir tidak berhasil, maka Ye Yuan baru turun tangan.      

Setelah keluar dari Aliran Pemurni Jiwa, dalam kurun waktu satu bulan, Lu sudah berhasil mencapai tingkatan menengah Mistik Hampa. Pencapaian semacam ini termasuk sangat langka di dunia ini.      

Sekarang ini, tanpa disadari rombongan Ye Yuan sudah memasuki kawasan Hampa Terlarang. Di sini, mara bahaya yang akan mereka hadapi jauh lebih besar.      

Si Elang sebelumnya hanya merupakan sajian pembuka saja.      

"Selama aku bersama Tuan Muda, aku selalu merasa akan selamanya menjadi beban."     

Lu terlihat masam. Dia berpikir, meski dia berusaha sekeras apa pun, dia tidak akan mengungguli bakat tuan mudanya. Apalagi Ye Yuan, dengan Li dan Cahaya Putih saja, kekuatan Lu masih jauh.      

Jadi sepanjang perjalanan, Lu bekerja keras untuk meningkatkan kemampuannya. Tujuan utamanya adalah supaya tidak menjadi beban bagi Ye Yuan.      

Lu tidak ingin selalu bersembunyi di dalam Pagoda Surga Luas setiap kali bertemu dengan bahaya.      

"Siapa yang berkata Lu jadi beban? Tanpa Lu, mana mungkin akan Tuan Muda yang seperti ini sekarang? Kau memiliki peran yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Dalam beberapa hal, aku bahkan iri padamu!" Li tertawa ketika Ye Yuan mendatanginya.      

Wajah Lu berubah memerah.      

"Kakak Li, apakah kau menggodaku lagi?"     

Ye Yuan melihat ke arah Li dengan tatapan terima kasih. Dia kemudian berbicara pada Lu.      

"Gadis bodoh! Apa yang dikatakan Li itu benar! Kau ini satu-satunya yang tak tergantikan. Kau sama sekali tidak menjadi beban!"      

Begitu mendengar orang-orang mengatakan hal yang serupa, kesedihan Lu berubah menjadi kebahagiaan. Dia menarik tangan Li.      

"Kakak Li, kau pasti tidak tahu kenapa Tuan Muda hampir saja kerasukan waktu itu. Aku tidak pernah melihat Tuan Muda seperti itu sebelumnya."     

Kedua gadis ini mulai saling menyahut. Ye Yuan tiba-tiba merasa kalau kepalanya mulai membesar. Dia pun langsung mengganti topik pembicaraan.      

"Baiklah, sudah siang! Kita harus cepat melanjutkan perjalanan. Gunung yang ada di depan itu terlihat aneh. Semuanya, hati-hati."     

Ye Yuan mengatakan hal ini bukan hanya karena dia ingin mengganti bahan pembicaraan. Akan tetapi, keadaan gunung di depan mereka ini aneh. Ada aura berbahaya yang terpancar keluar dari sana.      

Ye Yuan sudah menguasai ilmu Dorongan Tiba-tiba sehingga dia menjadi peka terhadap ancaman bahaya.      

Gunung ini mungkin akan sulit dilewati. Begitu mereka sudah memasuki wilayah gunung ini, mereka menjadi lebih waspada.      

"Kakak, sepertinya memang ada yang aneh di sini. Di sepanjang perjalanan, aku bahkan tidak bertemu satu hela burung pun!" Cahaya Putih pun merasakan ada sesuatu yang aneh.      

Ye Yuan menganggukkan kepalanya dan berkata dengan nada serius.      

"Semuanya, lebih hati-hati!"      

Tepat pada saat ini, Lu tiba-tiba berteriak.      

"Tuan Muda, lihat! Batu besar itu! Bukankah dia terlihat seperti manusia?"     

Semua orang melihat ke arah yang ditunjuk oleh Lu. Mereka melihat sebuah batu yang berada di tebing memang terlihat seperti manusia.      

Ye Yuan terlihat ketakutan. Dia berkata, "Hiraukan saja, ayo kita lanjutkan perjalanan!"      

Patung batu itu seolah memancarkan aura bahaya. Ye Yuan pun tidak ingin memprovokasinya. Kalau mereka bisa berpindah dengan selamat dan tenang, itu jauh lebih baik.      

Akan tetapi, keadaan ternyata tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Ketika mereka berjalan dekat dengan patung batu, seluruh permukaan gunung besar ini bergetar, seolah sedang terjadi gempa bumi.      

Ye Yuan merasakan semua bulu kuduknya berdiri. Si manusia batu perlahan membuka matanya.      

"Cepat pergi!" Ye Yuan berteriak kencang, melindungi ketiga orang supaya bisa mundur.      

Terdengar suara gemuruh menggelora.      

Puing-puing beterbangan di mana-mana. Si manusia batu ini ternyata berjalan dan berubah menjadi batu raksasa yang tingginya lebih dari seratus kaki. Seluruh tubuhnya terbuat dari batu.      

"Dasar manusia nekat! Beraninya kalian masuk ke wilayahku! Cari mati kalian!"      

Si manusia batu tidak punya waktu untuk menjelaskan. Tinjunya berayun dan menghantam ke arah Ye Yuan dan yang lainnya.      

Tatapan mata Ye Yuan menjadi tajam begitu dia melihat serangan tinju ini. Ada kekuatan hukum-hukum Dao Dewa yang terkandung dalam tinju ini.      

Kalau sampai tinju ini mengenai Li dan yang lainnya, maka mereka pastinya akan terluka parah.      

Wajah Ye Yuan terlihat begitu masam. Dia langsung mengeluarkan jurus Telapak Tangan Naga Surga Melilit Penghancur.      

Duar!      

Suara ledakan keras terdengar. Dengan kekuatan yang dia miliki, Ye Yuan ternyata masih terdorong beberapa ratus kaki ke belakang. Meski begitu, si patung batu justru terlihat lebih mengenaskan.      

Tubuhnya terdorong ke belakang tanpa henti, dia terjatuh ke tanah dan mengguncang seluruh wilayah gunung ini.      

"Haha, Tuan Muda memang kuat!"      

"Kakak tak terkalahkan! Patung batu ini memang kuat namun ternyata dia bukan lawanmu!"      

Begitu Li dan Cahaya Putih melihat kekuatan Ye Yuan, keduanya bersorak ramai.      

Akan tetapi, di sisi lain, Ye Yuan tampak tak terlalu senang. Dia paham betul kekuatan dari jurus ini namun ternyata si manusia batu sama sekali tak terpengaruh.      

Ini menunjukkan kalau si patung ini memiliki kekuatan pertahanan yang amat luar biasa.      

"Manusia ini sangat kuat! Semuanya keluar!"      

Si manusia batu itu tidak membalas serangan Ye Yaun namun justru berteriak.      

Suara gemuruh terdengar lagi.      

Gunung mulai bergetar lagi dan ada satu patung batu lagi yang berjalan dari bebatuan. Begitu melihat kejadian ini, ekspresi wajah Ye Yuan langsung berubah.      

Konsep yang dikuasai oleh manusia batu mungkin tidak setinggi miliknya namun kemampuan bertahannya sangat kuat.      

Satu patung mungkin masih bisa Ye Yuan hadapi namun kalau jumlahnya lebih dari satu, dia bukanlah tandingan mereka.      

"Pergi!"      

Ye Yuan menyeret Lu, tubuhnya bergerak, dia langsung menggunakan ilmu menyatu dengan bumi dan langit, dan dalam waktu sekejap sudah sampai puluhan ribu kaki jauhnya.      

Ekspresi wajah Li dan Cahaya Putih juga ikut berubah, keduanya mengikuti Ye Yuan dari belakang.      

"Lupakan! Kau tidak akan bisa pergi dari sini!"      

Duar! Duar! Duar!      

Setiap langkah yang diambil oleh manusia batu membuat gunung berguncang.      

Ye Yuan menoleh dan melihat ke belakang. Ekspresi wajahnya terlihat begitu jelek. Ada sekitar 10 manusia batu yang kini sedang mengejar mereka.      

Manusia-manusia batu ini terlihat canggung. Namun mereka begitu cepat dan bahkan bisa menyamai kecepatan Ye Yuan dan yang lainnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.