Dewa Obat Tak Tertandingi

Keluar Seperti Ini?



Keluar Seperti Ini?

0Jurus telapak tangan Ye Yuan bergerak kencang, tanpa memberikan kesempatan pada Long Jinhao untuk bergerak. Kekuatan Ye Yuan sekarang memang belum cukup untuk menandingi petarung di tingkat menengah 9. Namun, dia masih bisa untuk bertarung melawan petarung tingkat awal 9. Selain itu, jurus-jurus klan naga Jinhao juga masih kurang.      
0

Pupil mata Ao Jianbo menyipit. Matanya menatap tajam Ye Yuan, dia sulit mempercayai apa yang dilihatnya.      

"Jurus Telapak Tangan Naga Surga Melilit Penghancur? Ini...ini mustahil! Selain dia bisa menguasai jurus ini, dia juga memiliki gelombang naga di tingkat jiwa!" Long Hanwei amat terkejut hingga dia tidak bisa menutup mulutnya.      

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Garis darah tingkat raja, gelombang naga tingkat jiwa, dia juga memiliki jurus klan naga di tingkat dewa, apakah dia benar-benar hanya manusia petarung garis darah? Bagaimana mungkin pencapaiannya bisa sejauh itu?" Luo Jingtong juga terlihat amat terkejut.      

Anggota keluarga empat simbol sadar betul kalau dasar kekuatan klan naga terletak pada gelombang naga ini.      

Ye Yuan bisa dianggap sangat berbakat karena mampu menguasai gelombang itu sampai pada tingkatan yang amat tinggi. Dia bisa menjadi kandidat sebagai Yang Mulia Muda Klan Naga di masa depan.      

Keadaan ini sebenarnya cukup ironis bagi klan naga. Bagaimana bisa seorang manusia menguasai ilmu naga sejauh itu?      

Ketika semua orang masih syok. Ye Yuan bergerak ke arah Jinhao dan menginjak dadanya. Dia berkata sambil tersenyum tipis.      

"Kau ini sungguh sombong sekali! Apa yang kau katakan? Kau ingin mengambil darahku? Aku jadi penasaran bagaimana rasanya kalau aku justru yang mengambil darahmu!"      

Ye Yuan mengatakan kalimatnya dengan nada begitu santai, tetapi orang-orang di sekitarnya bisa merasakan kalau ada hawa ngeri di dalamnya.      

Dia amat berani mengatakan ingin mengambil darah Jinhao sementara ada Ao Jianbo di sini.      

Begitu Jianbo melihat aksi Ye Yuan, ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi begitu murka.      

Sebuah aura kekuatan yang amat menakutkan kini tertuju ke Ye Yuan. Kalau Ye Yuan sampai berani melakukannya maka Jianbo tidak akan segan-segan untuk merubuhkan Ye Yuan.      

"Kalau kau berani mengambil darah Long Jinhao maka aku akan mengulitimu dan mencabut urat dagingmu!" Ao Jianbo berkata dengan nada dingin.      

Pedang sudah dikeluarkan. Ketua Rong Kun tahu kalau sekarang dia tidak bisa tinggal diam. Kalau sudah sampai pada titik ini, masalah sudah tidak bisa diselesaikan begitu saja.      

Ao Jianbo bukanlah orang yang bisa diperlakukan dengan sepele namun Ye Yuan juga orang gampangan.      

Selain itu, posisinya saat ini, Ye Yuan merupakan 'kakak sehidup dan semati' Cahaya Putih. Kalau sampai Jianbo dengan sengitnya menyerang Ye Yuan, maka dia tidak akan tinggal diam.      

"Haha, ini hanya salah paham. Hanya salah paham. Ye Yuan, Jinhao ini masih muda dan agresif. Asal kau tahu klan naga ini sangat sensitif soal petarung yang menggunakan darah klan naga. Cukup ya, demi aku!" Rong Kun berkata pada Ye Yuan sambil tertawa lebar.      

Ye Yuan mengangkat kepalanya. Dia menatap Rong Kun, yang seketika merasa begitu bersalah.      

"Anak ini terlalu pintar. Dia pasti sudah tahu apa yang aku pikirkan!" kata Rong Kun pada dirinya sendiri.      

Awalnya, Rong Kun memang ingin menggunakan Ye Yuan untuk membuat Klan naga jera. Ye Yuan pasti tahu akan hal ini.      

Dengan kekuatannya, Rong Kun pastinya bisa menghentikan kekacauan yang disebabkan oleh Jinhao. Tetapi kenapa dia justru hanya diam dan menunggu sampai sekarang?      

Ye Yuan hanya tersenyum.      

"Ketua, Cahaya Putih itu adalah saudaraku. Lupakan apa yang terjadi hari ini. Asal kau tahu aku ini bukanlah orang yang mudah kau permainkan. Aku harap Ketua Rong akan bersikap dengan baik lain kali."      

Rong Kun terlihat begitu malu setelah mendengar kalimat Ye Yuan. Ye Yuan langsung meninggalkan tempat dan kembali ke tempat duduknya.      

Long Jinhao masih sudah berdiri. Begitu dia melihat Ye Yuan melangkah pergi, dia masih menyimpan rasa marah.      

"Hai bajingan! Kau menyombongkan garis darahmu di tingkat raja, asal kau tahu klan naga tidak akan membiarkan kejadian hari ini begitu saja!"      

Ye Yuan melihat tajam ke arah Long Jinhao.      

"Anggap dirimu beruntung hari ini. Lain kali, aku tidak akan melepaskanmu."      

Kalau bukan karena Cahaya Putih, Ye Yuan memang sudah mengambil darah Jinhao. Ye Yuan bukan orang yang mudah melepaskan lawan dengan begitu saja.      

Long Jinhao tidak merasa kalau dia beruntung. Menurutnya, Ye Yuan takut pada kekuatan klan naga sehingga dia tidak jadi menyerang Jinhao.      

Ye Yuan mungkin memang hanya mengatakannya... Apakah mungkin dia berani mengambil darah Jinhao?      

Ketika Jinhao tiba di depan Ao Jianbo, dia terlihat malu.      

"Tetua, aku memang tidak berguna. Aku membuat malu klan naga."      

Ao Jianbo menjawab dengan ekspresi wajah tenang.      

"Bukankah sebuah hal yang memalukan kalah dari naga tingkat jiwa. Hanya saja dia memiliki garis darah tingkat raja, dan dia adalah seorang manusia. Setelah urusan dengan Klan Macan Putih ini selesai maka aku akan menemuinya."      

Ao Jianbo bertanya pada Ye Yuan dengan niat jahat. Namun, Ye Yuan seolah tidak peduli, dia masih saja mengobrol dengan santainya di tempatnya duduk.      

Para tamu dan juga tuan rumah semuanya duduk. Acara Ujian Yang Mulia Muda akan segera dimulai.      

Ujian ini dibagi menjadi tiga babak. Ada tiga hal yang diuji; karakter, garis darah, dan juga kekuatan.      

"Babak pertama, ujian karakter. Rong Ning, Wu Mo dan Cahaya Putih, kalian bertiga akan dikirim ke Hutan Ujian Hati. Orang pertama yang berhasil keluar maka akan jadi pemenangnya." Seorang tetua berbicara dengan suara jelas.      

Rong Ning merupakan wakil dari Klan Api Lembayung yang menggantikan Rong Xin. Dibandingkan dengan Rong Xin, kekuatan Rong Ning memang jauh lebih lemah. Namun klan Api Lembayung terkenal sebagai klan kuat di antara klan-klan Macan Putih maka Rong Yin tidak bisa begitu saja diremehkan.      

Hutan Ujian Hati merupakan tempat yang dibuat khusus oleh Klan Macan Putih untuk menguji para calon pemimpin muda mereka. Di dalamnya terdapat sebuah formasi ilusi yang amat kuat.      

Setelah Cahaya Putih dan dua calon lainnya menerima perintah, mereka langsung memasuki Hutan Ujian Hati.      

"Ketua, siapa yang paling kau jagokan dari ketiga orang ini?"      

Setelah ketiga peserta masuk hutan, Bai Yi bertanya pada Rong Kun.      

Begitu pertanyaan diajukan banyak orang yang juga tertarik untuk mendengarkan jawaban Rong Kun. Bahkan pembesar dari tiga klan lain juga ikut menguping.      

Rong Kun tersenyum.      

"Aku paling optimis dengan Wu Mo! Anak ini sungguh teguh pendiriannya! Dia bukan orang yang gegabah! Dalam soal karakter, dia memang paling cocok untuk menjadi Yang Mulia Muda! Bahkan kemunculan Cahaya Putih sama sekali tidak membuat dia cemas."      

Begitu mendengar jawaban Rong Kun, para pembesar serta merta menganggukkan kepala mereka. Wu Mo dari Klan Petarung Penindas memang terkenal begitu tenang. Namun tidak ada yang berani merendahkan kekuatannya.      

Kalau Cahaya Putih tidak muncul maka kandidat lawan terkuat Rong Xin adalah Wu Mo. Dari sini, bisa dilihat kalau kekuatan pemuda ini memang sangat hebat.      

Selain itu, Wu Mo jarang kena konflik. Dia lebih senang menyendiri meningkatkan kekuatannya. Rong Kun juga tahu betul penampilannya.      

Seandainya Cahaya Putih tidak mencapai tingkat garis darah tingkat suci maka Rong Kun lebih menjagokan Wu Mo untuk menjadi pemimpin muda klan Macan Putih.      

Di antara ketiga calon, Rong Xin terlihat terlalu sering bersemangat sementara Cahaya Putih muncul dengan tiba-tiba. Sementara Wu Mo begitu tenang seperti laut dalam. Hal ini membuat Wu Mo menjadi kandidat terkuat untuk menduduki kursi pemimpin muda.      

Ketika semua orang sedang asyik berdiskusi, ada seorang tetua yang berteriak.      

"Cahaya Putih keluar pertama kali dari Hutan Ujian Hati. Pemenang babak pertama, Cahaya Putih!"      

Rong Kun terkejut bukan kepalang ketika mendengar pengumuman. Baru sebentar berlalu, dan Cahaya Putih sudah keluar? Bahkan para tetua pun baru sebentar bicara, bisa dikatakan hanya beberapa kata yang keluar dari mulut mereka.     

Hutan Ujian Hati memang tidak luas. Kalau dihitung-hitung memang sudah saatnya para peserta ujian untuk keluar. Lalu, apakah Cahaya Putih sama sekali tidak mengalami hambatan di sana?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.