Dewa Obat Tak Tertandingi

Lemah



Lemah

0Ada warna merah darah yang membentang di langit Kota Asura. Warna tersebut bersinar hingga membuat bumi yang ada di bawahnya juga ikut memerah. Sebuah sinar merah turun dari langit menuju Kota Asura.      
0

"Ada apa ini? Apakah mungkin langit akan runtuh?"      

"Kau ada-ada saja! Ini merupakan fenomena aneh di Kota Asura. Hal seperti ini muncul setahun sekali. "     

"Lalu, apa ini? Membuatku takut setengah mati! Fenomena aneh ini juga menakutkan!"      

Para petarung di Kota Asura banyak yang diganti dengan yang muda. Tapi banyak juga yang tetap berada di tempat yang sama selama ribuan tahun.      

Fenomena aneh ini terjadi sepuluh tahun sekali. Jadi mereka sudah terbiasa melihat kejadian langka ini.      

Sekarang, di level ketujuh Arena Asura, keadaan sangat ramai. Ada kelompok besar petarung yang sedang berkumpul. Mereka semua adalah para jenderal pembantaian yang diundang ke level ketujuh untuk berkumpul sebelum berangkat ke Lubang Pembantaian Suci.      

Cahaya merah yang ada di langit ada hubungannya dengan mereka.      

"Wu He, sepuluh tahun lalu kau hampir saja kehilangan nyawamu di Lubang Pembantaian Suci. Kau masih berani untuk pergi lagi ke sana?" Seorang petarung dengan baju hitam-hitam bertanya.      

Ekspresi wajah dari petarung di depannya yang ditanyai menjadi merah padam.      

"Li Dao, jangan kira aku tidak tahu kalau kau menipu sepuluh temanmu di Pegunungan Iblis Hitam sebelum pada akhirnya kau berhasil keluar dari sana. Aku ingin tahu berapa orang yang akan kau tipu lagi kali ini?"      

Begitu kalimatnya selesai, ekspresi beberapa orang di belakang Li Dao langsung berubah. Kata-kata yang diucapkan oleh Wu He seperti mengandung maksud tersembunyi.      

Raut wajah Li Cao berubah dan menanggapi sambil marah.      

"Heh, entah aku menipu atau tidak, itu bukan urusanmu!"      

Wu He dan Li Dao ini berasal dari dua kelompok yang berbeda. Mereka langsung berdebat begitu mereka bertemu. Kedua orang itu memang terbiasa, bertengkar.      

"Haha, kalian berdua, jangan banyak omong! Lubang Pembantaian Suci merupakan tanah yang penuh harta karun tapi juga sangat berbahaya. Kekayaan yang mungkin muncul juga datang bersama dengan marabahaya. Apapun yang terjadi nanti pastinya tidak akan mengejutkan kita kan?"      

Kali ini ada seorang lelaki tua dengan rambut putih berbicara untuk menengahi.      

Begitu lelaki itu membuka mulutnya, Li Dao dan Wu Hen langsung diam. Mereka terlihat ketakutan.      

"He? Ada yang datang. Orang-orang Yang Agung Si Yin."      

"Heh, sepuluh tahun terakhir ini, kekuatan mereka tidak terlihat sama sekali di sini. Mereka itu yang paling lemah di antara ke-12 petinggi yang lain. Mungkin dia akan tewas dalam perjalanan ini."      

"Lubang Pembantaian Suci berbahaya, bahkan bagi para petinggi. Pasti akan ada orang yang tewas di dalamnya. Sekarang, yang paling mungkin untuk tewas adalah petinggi Si Yin. Kalau sampai dia gagal maka kita akan punya kesempatan lebih besar."      

Ada sekelompok kecil para jenderal pembantaian yang usianya bahkan lebih tua dari pada petinggi. Mereka datang ke sini dengan tujuan untuk menjadi petinggi selanjutnya.      

Di Kota Asura, jabatan sebagai Petinggi Yang Agung sangat diagungkan dan tak terkalahkan.      

Bahkan di antara pada jenderal jiwa, ada yang kekuatannya kurang lebih sama dengan pada petinggi. Jadi mereka mungkin memang bisa menandinginya.      

Oleh karena itu, setiap Lubang Pembantaian Suci dibuka, para petarung tua pun ikut.      

Dan kali ini tujuan mereka adalah mengincar posisi Si Yin.      

Begitu Ye Yuan muncul, banyak orang yang langsung menatapnya dengan tajam. Orang-orang ini tidak terlihat ramah.      

Meski begitu, Ye Yuan berdiri dengan tenang, dan tidak peduli. Dia tidak ingin mencari masalah dengan orang lain tapi keadaan justru sebaliknya.      

"Bocah, kau ini Ye Yuan kan?" Wu He yang tadi sedang bertengkar dengan Li Dao datang mendekati Ye Yuan.      

Ye Yuan beristirahat sambil menutup matanya dan tidak memperdulikan kedatangan lelaki itu.      

Nada suara Wo He terdengar tidak ramah. Sepertinya dia sengaja mendatangi Ye Yuan untuk mencari masalah. Ye Yuan memang tidak peduli dengan orang semacam Wu He.      

Wu He pastinya langsung marah melihat sikap Ye Yuan. Dia menunjuk ke arah hidung Ye Yuan dan berkata, "Bocah, apa kau pikir kau akan baik-baik saja tidak menjawabku? Di sini, peraturan di Arena Asura sudah tidak bisa melindungimu lagi. Karena kau sudah membunuh Bai Meng maka bersiaplah untuk tewas juga."      

Wu He ini merupakan jenderal pembantaian ketiga di bawah Petinggi Api Berkobar. Dia memiliki hubungan yang dekat dengan Bai Meng. Itulah sebabnya dia sangat membenci Ye Yuan.      

Di Arena Asura, orang yang berada di level lebih tinggi tidak boleh membunuh petarung yang levelnya lebih rendah. Itulah kenapa waktu itu Wu He tidak bisa melawan Ye Yuan.      

Namun kali ini, Ye Yuan datang sebagai jenderal pembantaian di bawah komando Si Yin maka Wu He pun terlihat senang merasa mendapatkan kesempatan.      

Ye Yuan dengan pelan membuka matanya. Dia menatap lelaki di depannya dengan tatapan acuh tak acuh.      

"Bodoh!"      

Wu He sangat kuat! Seorang petarung ahli di jajaran 200 besar petarung Pernyataan Pembunuhan Masal Surga. Akan tetapi di sini, Ye Yuan mengabaikannya. Mana mungkin dia terima.      

"Bajingan, kau cari mati rupanya!" Wu He menjadi marah dan hampir saja menyerang Ye Yuan namun dihentikan oleh seseorang, Shao Kai- seorang jenderal pembantaian dari komando Si Yin.      

"Wu He, apa kau menghina kami karena tidak memiliki banyak orang?" kata Shao Kai dingin.      

Wu He menatap tajam Shao Kai dan menjawab dengan nada menghina.      

"Huh! Memang kenapa kalau aku melakukannya? Shao Kai, bukankah kau ini petarung yang cukup mumpuni. Bagaimana bisa kau bekerja di bawah komando seseorang. Memalukan sekali."      

Wu He sama sekali tidak menunjukkan sikap hormat pada Shao Kai sama sekali. meski Petinggi Api Berkobar dan Si Yin sama-sama petinggi baru di sini, yang pertama memiliki ambisi yang amat besar. Perkembangan kekuatan mereka selama sepuluh tahun ini juga amat pesat. Sebaliknya, Petinggi Si Yin justru terlihat semakin lemah.. . Itulah kenapa Wu He bersikap sama seperti yang lainnya, merasa jijik dengan kelompok Si Yin.     

Ekspresi wajah Shao Kai terlihat buruk sekali. Dia tentu paham dengan keadaan Petinggi Si Yin namun perempuan itu dulu menyelamatkan nyawanya sehingga tidak mungkin baginya untuk berkhianat.      

Dibukanya Lubang Pembantaian Suci kali ini membawa kesempatan bagi kelompok Si Yin untuk naik.      

Tepat pada saat ini ada 12 siluit yang muncul. Mereka adalah 12 sosok misterius Petinggi Yang Agung. Ye Yuan yang sedari tadi menutup matanya kini membuka mata. Dia mengamati kekuatan 12 orang tersebut.      

Selain Si Yin, ini kali pertama bagi Ye Yuan melihat Petinggi Yang Agung lainnya. Ye Yuan pun tertegun mendapati dahi di antara dua alis mereka memiliki tanda delapan bintang yang menandakan kalau mereka adalah jenderal jiwa bintang delapan.      

Dalam hal ilmu Dao Pembunuhan, kekuatan ke 12 orang tersebut pastinya tidak terkalahkan.      

"Baiklah. Saatnya sudah tiba. Kami akan bahu-membahu membuka jalan. Semua, masuk ke dalam Lubang pembunuhan Suci bersama-sama." Seorang Petinggi bertopeng yang ada di tengah berbicara.      

Shao Kai mendekati telinga Ye Yuan dan berbisik, "Ini merupakan Petinggi paling misterius, dia adalah Petinggi Pembunuh Rendah."      

Ye Yuan terlihat menyadari sesuatu. Orang itu membuat Ye Yuan merasa kalau sosok itu sulit ditebak.      

Ke-12 petinggi bersiap. Sebuah energi qi pembunuhan langsung meledak dan tertembak ke arah cahaya merah pada saat bersamaan.      

Duar!      

Ada sebuah pintu gerbang transmisi yang muncul di cahaya merah itu. begitu semua petarung melihatnya, mereka terlihat bersemangat untuk pergi.      

"Baiklah, berangkat!"      

Tempat ini merupakan alam entah berantah yang penuh dengan cahaya berwarna merah darah, rasa kehancuran dan kesuraman. Ada perasaan takut yang muncul di sini.      

"Setiap petinggi sudah mengkoordinasikan Wilayah Naga Penguasa. Tiga hari berikutnya kita akan bertemu di Wilayah Naga Penguasa! Sekarang berpencar!" Petinggi Pembunuh Rendah berkata dengan nada dingin.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.